Peringati Harkitnas Ke-111,Kodim 0730/Gunungkidul Selenggarakan Upacara di Alun-alun Pengkab
Upacara bendera yang diselenggarakan Kodim 0730/Gunungkidul dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-111 di Alun-alun Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Senin (20/05), dengan inspektur upacara (Irup) Dandim 0730/Gunungkidul Letkol Inf Noppy Laksana Armyanto,S.H.berlangsung khidmat. Bupati dan Wabup ,Jajaran Forkopimda, seluruh pegawai negri sipil , serta undangan turut hadir dalam mengikuti upacara tersebut.
Dandim Gunungkidul Letkol Inf Noppy Laksana Armyanto,S.H, saat membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI mengatakan, Wilayah Nusantara yang disatukan oleh Gajah Mada telah menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional kita untuk mengikat wilayah Indonesia seperti yang secara de jure terwujud dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini. lebih dari seabad lalu, ketika rakyat Indonesia dengan segala keterbatasannya, berinisiatif untuk berjuang meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai organisasi pemuda.
Ia melanjutkan ketika itu rakyat hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa. Namun, lanjut Dandim, sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup. “Asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama: kemerdekaan bangsa,” terang Dandim.
Dikatakan Dandim, bersatu adalah kata kunci ketika ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia. Namun, masih terangnya, pada saat yang sama tantangan yang maha kuat menghadang di depan. Ia mencontohkan, ketika itu Boedi Oetomo telah memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial, akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan.
“Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan,” tegasnya.
Oleh sebab itu, lanjut Dandim Gunungkidul,Gotong-royong adalah Pembantingan tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong! "
Yel-yel “holopis-kuntul baris” adalah aba-aba nenek moyang kita di tanah Jawa, digunakan sebagai paduan suara untuk memberi semangat ketika mengerjakan tugas berat yang hanya bisa dikerjakan secara bergotong-royong, bersama-sama. Yel-yel ini disorakkan ketika kita membutuhkan gerak yang seirama, agar tujuan kita satu semata, bagaikan barisan burung bangau yang sedang terbang berbaris di angkasa.Bukan hanya di tanah Jawa, semangat persatuan dan gotong-royong telah mengakar dan menyebar di seluruh Nusantara. Ini dibuktikan dengan berbagai ungkapan tentang kearifan mengutamakan persatuan yang terdapat di seluruh suku, adat, dan budaya yang ada di Indonesia.
Sebagaimana diserukan oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada pidato di Depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2018 lalu, dari tanah Minang kita dihimbau dengan petuah ‘Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang’ , Kita juga diwarisi pepatah Sunda yang berbunyi 'Sacangreud pageuh, sagolek pangkek’. Dari Bumi Anging Mamiri, kita bersama-sama belajar ‘Reso temma-ngingi, nama-lomo, nale-tei, pammase dewata’. Dari Bumi Gora, kita diminta: ‘Bareng bejukung, bareng bebose’. Dari Banua Banjar kita bersama-sama menjunjung ‘Waja sampai kaputing’. Semua menganjurkan bekerja secara gotong-royong.
Saudari-saudara sebangsa dan setanah-air, Meski kita gali dari kearifan nenek-moyang kita yang telah dipupuk selama berabad-abad, namun sejatinya jiwa gotong-royong bukanlah semangat yang sudah renta. Sampai kapan pun semangat ini akan senantiasa relevan, bahkan semakin mendesak sebagai sebuah tuntutan zaman yang sarat dengan berbagai perubahan.Dengan bertumpu pada kekuatan jumlah sumber daya manusia dan populasi pasar, Indonesia diproyeksikan akan segera menjemput harkat dan martabat baru dalam aras ekonomi dunia. Bersama negara-negara besar lainnya seperti Tiongkok, Amerika Serikat, India, ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi sepuluh besar, bahkan lima besar dunia, dalam 10 sampai 30 tahun mendatang.
Ia juga mengajak para peserta upacara untuk memaknai peringatan Harkitnas tahun ini di lingkungan masing-masing dan sesuai lingkup tugasnya, agar secara maksimal memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia. “Terutama generasi muda, yang akan membawa kepada kejayaan bangsa di tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar